TEMPO.CO , Garut: Abah Edong, 80 tahun, tak menyangka batu pertama hasil galiannya akan menjadi mahal dan diburu para pencinta akik. Padahal, 10 tahun lalu, batu seberat satu kuintal yang pertama kali ditemukannya itu hanya dihargai Rp 4 juta.
Kini batu, yang dikenal dengan batu pancawarna, yang seukuran batu cincin saja harganya bisa mencapai sekitar Rp 3 juta. "Abah tidak tahu kalau batu itu akhirnya jadi berharga," kata Edong.
Edong menuturkan pengalamannya memburu batu akik. Kala itu, sekitar 1990-an, dia belum tertarik untuk menggali batu. Padahal saat itu telah banyak orang yang menggali batu di sekitar lahan garapannya di Kampung Cikarawang, Kecamatan Caringin, Garut, Jawa Barat.
Perburuan baru dilakukan oleh Edong pada sekitar 1994.
Melalui mimpi, Edong diperintahkan membuat tambang sendiri.